7/14/2014

Mencari perbedaan…

taman cerdas gandekan solo mengajar
Aku Pahlawan Bertopeng
Inilah yang saat ini sedang kami cari di Taman Cerdas (TC) Gandekan, perbedaan. Saya percaya bahwa setiap anak itu spesial. Mereka punya bakat dan minat masing-masing dan itu harus dikembangkan. Kami juga tidak bisa menunggu mereka mengucapkan “saya beda”, kami harus mencarinya sendiri. Istilah kerennya, jemput bola.

Namun siapakah kami? Kami adalah volunteer Solo Mengajar yang membersamai adik-adik belajar 2 kali selama seminggu tiap Selasa dan Kamis mulai jam 19.00-20.00. Kami tidak dibayar, kami sukarela di sini. Meluangkan sedikit waktu kami untuk berbagi.

Dengan waktu pertemuan yang hanya 2 jam selama seminggu ini tentu tidak mudah bagi kami untuk mengetahui perbedaan dari semua adik-adik di sini. Ingat, tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Meyakini hal tersebut, akhirnya kami mencoba membuat katalog siswa sebagai sarana untuk memudahkan kami untuk mencari perbedaan mereka.

Katalog siswa ini nantinya selain berisi biodata siswa juga akan berisi catatan dari volunteer yang biasanya mengajar siswa tersebut atau mengenal siswa tersebut. Catatan ini lebih ke bagaimana perilaku mereka, minat dan bakat, bahkan hingga kondisi keluarga jika memungkinkan. Harapannya katalog ini dapat pula digunakan oleh volunteer selanjunya untuk mempermudah mereka mengenal dan beradaptasi dengan adik-adik di TC.

Selain lewat katalog siswa, kami juga melakukan pendekatan secara personal kepada adik-adik terutama mereka yang sudah jelas berbeda. Mereka yang selama ini terlihat punya banyak energi, mereka yang selama ini kesulitan dalam berhitung, mereka yang selama ini banyak menyendiri dan lain sebagainya.

Mereka inilah yang harus segera dicari perbedaannya karena mereka lah yang paling banyak mendapatkan penghakiman akibat perbedaan yang mereka miliki dari orang-orang di sekitar mereka bahkan mungkin guru mereka sendiri. Guru yang seharusnya mendidik justru berubah menjadi hakim yang men cap mereka dengan gelar “anak nakal”, “anak bodoh”, dan masih banyak cap-cap yang lain. Jika mereka memahami betul profesi mereka tentu mereka tidak akan melakukan hal seperti itu.

Pergerakan bukan program

Perlu diingat dan dipahami betul oleh setiap volunteer Solo Mengajar bahwa apa yang kita lakukan tidak boleh berhenti di situ. Masih banyak PR yang harus kita kerjakan karena pendidikan di Indonesia masih menyimpan segudang masalah dan yang namanya masalah itu pasti adanya, kapanpun dan dimanapun.


Selama kita punya hati, tentu kita tidak pernah merasa bahwa tugas kita sudah selesai. Ini pergerakan bukan program. Kita harus terus bergerak, kapanpun dan dimanapun.

Posted on 10:47:00 AM by Unknown

No comments

taman cerdas gandekan solo mengajar
Saya Beda
Saya beda. Dua kata yang tak sulit untuk dipahami bagi kita orang dewasa, bahkan begitu mudah kita ucapkan. Namun apakah kata tersebut bisa diucapkan begitu saja oleh seorang anak kecil?

Saya mencoba membayangkan ada seorang anak yang selama ini mendapatkan cap sebagai anak bodoh hanya karena lemah di pelajaran matematika bisa mengucapkan “saya beda, saya itu sukanya bernyanyi”

Saya juga mencoba membayangkan ada seorang anak yang selama ini terkenal bandel, nakal, dan suka usil di kalangan guru-guru berani bilang, “saya beda, saya hanya punya energi berlebih”

Saya lagi-lagi mencoba membayangkan seorang anak yang menderita disleksia, berani mengucapkan “saya beda” kepada gurunya sehingga ia mendapatkan perlakuan khusus dari gurunya, bukan justru mendapatkan cap pemalas apalagi bodoh hanya karena memiliki dunianya sendiri.


Tidak tidak. Terlalu berlebihan rasanya membayangkan hal seperti itu. Hati seorang anak terlalu bersih untuk mencari-cari alasan akan ketidakmampuannya. Tidak seperi kita yang selalu punya berjuta alasan.

Posted on 10:35:00 AM by Unknown

No comments