2/28/2013

Bunga, simbol sebuah keindahan, simbol sebuah keanggunan, dan simbol dari cinta. Kebanyakan orang akan sepakat dengan pernyataan tersebut. Lebih lanjut lagi saya di sini juga akan mengatakan bahwa bunga adalah simbol dari wanita. Wanita, sebuah ciptaan yang begitu menakjubkan. Banyak lelaki yang tergila-gila karenannya bahkan ada yang sampai melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Itulah wanita, salah satu dari tiga ujian bagi laki-laki selain harta dan tahta.

Lalu bagaimana caranya kita bisa mendapatkan bunga tersebut?

Dewasa ini, salah satu cara yang digunakan adalah pacaran. Pacaran yang saya maksud di sini adalah pacaran sebelum menikah.

Posted on 8:08:00 PM by Unknown

5 comments

2/27/2013


Syahadat itu pondasi
Pondasi dari bangunan agama ini. Jika kita memang benar-benar ingin membangun Islam ini menjadi suatu bangunan yang tinggi maka yang perlu kita lakukan adalah menguatkan pondasi bangunan ini. Pondasi ini harus dipancang jauh ke dalam tanah layaknya akar pohon besar yang menjulur ke dalam bumi. Syahadat ini pun harus dipancang jauh ke dalam lubuk hati yang paling dalam agar bangunan agama kita tetap kokoh sampai kapanpun. Kuat menahan setiap goncangan yang datang.

Syahadat itu tali
Tali yang akan menarik kita kembali ketika kita terjatuh. Yang namanya iman, kadang naik dan kadang pula turun. Dan ketika iman itu turun maka sudah menjadi kecenderungan orang untuk berbuat futur. Ketika hal itu terjadi, maka keyakinan terhadap syahadat yang telah kita ucapkanlah yang akan membawa kita kembali dari kefuturan. Ibarat orang yang jatuh ke dalam jurang, maka apabila kita masih memegang dengan teguh tali yang kita miliki maka insyaallah kita masih akan bisa kembali ke atas. Kembali melihat cahaya.

Posted on 8:10:00 PM by Unknown

No comments

2/10/2013


"Setiap perubahan dimulai dari hal-hal kecil dan dilakukan oleh segelintir orang. Sebuah pilihan apakah kita hanya akan jadi penonton dari setiap perubahan yang ada atau turut menjadi penggerak dalam perubahan itu sendiri"

Mahasiswa masuk ke perguruan tinggi mempunyai tujuan utama yaitu belajar. Beberapa dari mereka mengartikan bahwa belajar di sini berarti mengikuti perkuliahan dengan rajin, kemudian mendapatkan IPK tinggi supaya mudah dalam mencari pekerjaan. Namun ada sebagian kecil dari mereka yang tidak hanya mementingkan diri mereka sendiri kemudian mengartikan kata belajar dalam lingkup yang lebih luas. Mereka beranggapan bahwa belajar bagi mahasiswa di sini bukan hanya sekedar duduk di bangku perkuliahan tapi juga belajar terjun di masyarakat dan juga belajar bermanfaat bagi orang lain. Merekalah yang kemudian disebut aktivis.
Siapapun mempunyai hak untuk memilih jalannya masing-masing, termasuk untuk menjadi seorang aktivis. Mendedikasikan diri untuk menjadi seorang aktivis berarti siap menjadi minoritas, siap melawan arus serta siap menjauh dari zona nyaman. Dari sekian banyak mahasiswa yang ada di kampus tak banyak yang memilih untuk menjadi aktivis. Apalagi dengan tuntutan akademik yang semakin menekan membuat dunia aktivis semakin dijauhi dengan berbagai alasan. Ada yang merasa tidak bisa membagi pikiran mereka dengan kuliah mereka dan ada pula yang beralasan tidak punya waktu untuk hal-hal tersebut.
Menjadi aktivis memang dibutuhkan pengorbanan, baik itu waktu maupun pikiran. Dari sinilah proses belajar yang sesungguhnya dimulai. Dengan menjadi aktivis bukan berarti kita serta merta melupakan kewajiban kita mengikuti perkuliahan. Kita harus pandai-pandai mengatur waktu antara kuliah dan waktu untuk kegiatan di luar kuliah. Diperlukan adanya keseimbangan antara keduanya. Hal kecil seperti ini sudah menjadi asupan yang biasa bagi  kita seorang aktivis. Terkadang kita akan dihadapkan pada pilihan antara mengikuti perkuliahan atau lebih memilih mengikuti sebuah kegiatan di luar kuliah. Dalam kasus ini skala prioritas dari masing-masing aktivis akan sangat menentukan.

Posted on 2:25:00 PM by Unknown

1 comment