KEDAULAN ITU di TANGAN RAKYAT.
Ya, cuma 5 menit dan setiap 5 tahun sekali.
Saya rasa kalimat di atas cukup
bisa menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Kapan lagi suara rakyat
dicari-dicari, dinomor satukan, dan masuk perhitungan kalau tidak waktu pemilu.
Saya kira waktu 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar, sedangkan waktu 5 menit
benar-benar waktu yang sebentar. Akan sangat disayangkan jika waktu 5 menit yang berharga tersebut kita
lewatkan begitu saja tanpa membuat pilihan yang benar.
Untuk itu, sudahkah Anda
menentukan pilihan pada pemilu 2014 ini? Nyontreng atau golput? Partai Hitam
apa Partai Putih? Caleg A apa Caleg B? Capres X atau Capres Z?
Bagi yang sudah memilih,
Saya ucapkan SELAMAT karena Anda telah
berani memilih. Akan tetapi tidak ada
salahnya untuk di cek kembali, barangkali ada pilihan yang lebih baik.
Barangkali lho ya…
Bagi yang masih belum menentukan
pilihan,
Saya kira belum terlambat untuk
memilih. Setidaknya masih ada waktu kurang lebih 2 bulan untuk menentukan
pilihan. Mari kita gunakan waktu 2 bulan ini untuk ‘semedi’, berpikir dengan jernih agar bisa menentukan pilihan yang
terbaik.
Oke, mari coba
kita uraikan pertanyaan di atas satu persatu.
Pertama, nyontreng atau golput? Sebuah
pertanyaan yang akan mempengaruhi jawaban dari pertanyaan selanjutnya. Bagi
yang memilih nyontreng maka pertanyaan akan berlanjut sedangkan bagi yang
memilih golput maka pertanyaan berhenti sampai di sini.
Dengan
nyontreng, berarti Anda telah turut berpartisipasi dalam menentukan masa depan
bangsa ini dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. HEBAT bukan? Sedangkan jika Anda
memilih golput maka jangan pernah Anda bertanya tentang kabar bangsa ini,
apalagi sampai menuntut ini dan itu. Tidak
pantas.
Golput dari
tahun ke tahun makin tenar saja. Jumlah pemilihnya semakin banyak saja. Bisa
jadi dalam beberapa tahun ke depan golput lah yang akan memenangi sebuah
pemilu. Mereka yang memilih menjadi golongan putih tentunya mempunyai alasan
tersendiri, mulai dari kecewa dengan pemerintahan yang ada, calon yang tidak
dikenal, takut salah pilih dan lain sebagainya. Saya di sini tidak mau
menyalahkan mereka yang memilih golput karena bagi saya itu merupakan salah
satu sikap politik dan itu adalah sebuah pilihan.
Bagi kalian
yang merasa tidak puas dengan pemerintah dan wakil rakyat yang ada saat ini,
maka saya sarankan untuk memilih “nyontreng”. Bagi saya itu merupakan salah
satu bentuk usaha Anda untuk memilih pengganti yang lebih baik. Bingung mau
pilih siapa? Jawabannya gampang, pilihlah yang terbaik dari yang baik, jika
sampai tidak ada yang baik, maka pilihlah yang paling sedikit jeleknya. Simpel
kan..
Oke, bagi yang sudah atau akan memilih
“nyontreng” mari kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Partai Hitam apa Partai
Putih? Caleg A apa Caleg B? Capres X atau Capres Z? memilih nyontreng saja
ternyata tidak cukup karena kita masih dihadapkan pada pilihan-pilhan yang
lain. Mulai dari partai, caleg, hingga capres.
Untuk partai, saya kira ini
merupakan pertanyaan yang lebih mudah ketimbang 2 pertanyaan selanjutnya. Hampir
semua partai peserta pemilu 2014 ini bukanlah partai baru, hampir semuanya
telah menjadi peserta pada pemilu 5 tahun silam. Dari situ setidaknya kita bisa
mengetahui track record partai tersebut. Mulai dari jejak prestasi hingga jejak
korupsi. Di zaman digital ini semua informasi tersebut dapat dengan mudah
didapatkan jika mau mencari. Sekali lagi, jika mau mencari.
Untuk caleg, saya kira ini
pertanyaan yang cukup sulit. Pertama, tak jarang kita menemukan fenomena
“mendadak caleg” di sekitar kita. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba
penjual nasi goreng gang sebelah ikut-ikutan nyaleg, misalnya saja. Bukan
bermaksud meremehkan namun di sini saya ingin kita turut mempertimbangkan
kehadirannya. Ya kali aja para pendatang baru ini justru memiliki telinga yang
lebih peka dari pada muka-muka lama. Kedua, banyak nama yang tidak kita kenal.
Untuk caleg sekelas DPR RI bisa jadi kita masih mengenalnya namun untuk sekelas
DPRD saya kira lebih banyak yang tidak kita kenal dari pada yang kita kenal.
Terus gimana dong milihnya? Sama
seperti ketika memilih sebuah partai, kita lihat track record para caleg
tersebut. Yang paling mudah, coba aja cari halaman facebook, twitter, akun
sosmed lainnya dari caleg tersebut. Barangkali ada informasi yang bisa membantu
kita untuk memilih. Kepo dikit gak papa lah. Demi kebaikan…
Repot ya? Iya sih…nah, bagi yang
gak mau repot milih satu caleg dari sejuta caleg yang ada (kalau yang ini
lebay). Pilih saja partainya. Kalau memang sudah percaya dengan partai tersebut
, tidak ada salahnya untuk memberikan kepercayaan pada partai tersebut untuk
menentukan wakil yang tepat untuk kita. Ya tentu saja tepat di sini tepat
menurut versi partai tersebut.
Untuk capres, ini yang terakhir
sekaligus yang paling penting. Ada sebuah ungkapan bahwa pemimpin itu ibarat
mata air, baik buruknya akan mempengaruhi kondisi air di hilir, dalam hal ini
rakyat. Jadi, mari kita pikirkan dengan matang bahkan kalau perlu sampai gosong
pilihan kita yang satu ini.
Pendaftaran capres dan cawapres
memang belum dibuka, namun sudah ada beberapa nama yang mulai mengudara. Ada
yang secara terang-terangan mendeklarasikan dirinya, ada pula yang masih
malu-malu, dan ada juga yang masih berjuang terpilih dalam konvensi.
Calon-calon yang sudah ada tersebut memang belum pasti maju sebagai capres,
namun tidak ada salahnya kita mulai dari sekarang untuk mulai memantau sepak
terjang para capres tersebut. Kita cermati dengan baik track record mereka.
pahami visi misi mereka. dan jangan lupa bayangkan kondisi Indonesia 5 tahun ke
depan jika dipimpin capres tersebut.
Sekali lagi, urusan memilih
adalah urusan pribadi. Saya yakin setiap orang pada akhirnya akan membuat
sebuah pilihan karena tidak memilih pun itu adalah sebuah pilihan. Akan tetapi,
marilah kita gunakan akal sehat kita untuk memilih karena setelah pilihan pasti
ada konsekuensi. Mari sama-sama berdoa bahwa apa yang sudah kita pilih ini akan
membawa kebaikan pada kita semua. Amiin.
Apa yang saya paparkan di atas
hanyalah pendapat pribadi, jika ada perbedaan pendapat mari kita diskusikan
bersama.
#Acil, Yook Memilih..
0 comments:
Post a Comment